Pages

Museum Aceh


Kota Banda aceh memilik sebuah meseum negri yang tidak kalah menarik nya untuk di kunjungi, meseum ini terletak di sebuah kompleks di banda aceh. Bangunan induk meseum berupa sebuah rumah tradisional Aceh, dibuat pada tahun 1914 untuk gelanggang pameran di semarang, yang kemudian dibawa pulang ke Banda Aceh pada tahun 1915 ikeg Gubernur van swart (Belanda) yang kemudian dijadikan meseum. Rumoh aceh adalah sebuah rumah panggung yang berpintu sempit namun dalamnya seluruh ruangan tersebuk bersekat.

Sekarang ini lingkunagna museum ini telah bertambah dengna bangunan baru yang mengambil motif-motif bangunan Aceh seperti halnya bangunan balai pertemuan yang berbentuk kerucut yang bentuknya diambil dari cara orang aceh membungkus nasi dengan daun pisang yang dinamakan "Bukulah". Bukulah ini antara lain dihidangkan pada kenduri-kenduri tertentu seperti kenduri blang, kenduir Maulid Nabi dan lain sebagainya.

Ruangan pamer meseum yang baru, memiliki banguanan 3 lantai dipenuhi oleh berbagai koleksi barang-barang purbakala yang ditata dengan baik. Salah satu koleksi meseum inia dalah Lonceng "Cakradonya". Lonceng ini merupakan hadia dari kerajaan Cina tempo dulu yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho pada tahun 1414. Beranda depan meseum memiliki bentuk khas yang juga memperlihatkan ukiran-ukiran kayu dengan motif Aceh. banyak hal yang menarik dimuseum yang bersebelahan dengan pendopo Gubernur Aceh itu sehingga banyak murid sekolah yang berkunjung setiap harinya.

Dikompleks ini sekaligus ditemukan makan Sultan-Sultan Aceh dimasa lalu. Makan para Sultan pada umumnya dinuat dari batu gunung dan dihiasi dengna kaligrafi Arab yang indah mempesona, salah satunya adalah makan Isandar Muda.

No comments: